Sinommelambangkan tunas atau sesuatu yang mulai tumbuh dan bersemi. Dalam perjalanan hidup manusia, tembang sinom menandakan seseorang memasuki masa remaja dan mulai tumbuh dewasa. Watak dari tembang sinom adalah: Grapyak (ramah) Sumanak (bersaudara) Renyah - Tembang Sinom adalah tembang yang menggambarkan kondisi manusia dari masa anak-anak sampai remaja yang penuh angan-angan atau harapan. Tembang adalah puisi tradisional Jawa."Sinom" memiliki arti yang bervariasi. Selain berarti masa remaja, "sinom" juga berarti "sinoman" yang dapat dimaknai sebagai perkumpulan anak muda yang tengah membantu orang yang memiliki hajat. Tembang Sinom banyak mengkaitkan dengan kehidupan remaja. Masa remaja merupakan masa mencari jati diri, sebagian besar orang dalam masa ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencoba hal baru dengan gejolak emosi yang dinamis. Tembang sinom sebagai sarana memberikan nasehat untuk pada remaja supaya mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif. Baca juga Tembang Macapat Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Makna Umumnya, tembang Sinom digunakan saat acara perpisahan sekolah hingga acara yang mengajarkan tentang kesabaran. Watak Tembang Sinom Setiap tembang macapat memiliki watak yang berbeda, sehingga setiap tembang memiliki ciri khasnya masing-masing. Tembang Sinom memiliki watak ketulusan, kesabaran, serta keramahan dalam menyampaikan nasehat kepada seseorang. Tembang ini juga berwatak bijaksana, sehingga tembang mampu membangun suasana semangat. Aturan atau Paugeran Tembang Sinom Setiap tembang juga memiliki paugeran sendiri yang harus ditaati juga Lirik Lagu Bapak Pucung, Salah Satu Contoh Tembang Macapat Pocung Paugeran terdiri dari guru gatra jumlah baris, guru wilangan jumlah suku kata, dan guru lagu vokal. 1. Guru Gatra Tembang Sinom memiliki sembilan guru gatra, artinya setiap satu bait pada tembang Sinom terdiri dari sembilan baris atau larik. 2. Guru Wilangan Guru wilangan tembang Sinom adalah 8,8,8,8,7,8,7,8,12. Artinya pada baris pertama tembang ini memiliki delapan suku kata, baris kedua juga memiliki delapan suku kata, dan seterusnya hinggga baris kesembilan memiliki 12 suku kata. 3. Guru Lagu Tembang Sinom memiliki guru lagu, yaitu a,i,a,i,i,u,a,i,a Artinya, baris pertama berakhiran dengan guru vokal "a", baris kedua berakhiran dengan huruf vokal "i", dan seterusnya sampai baris ke sembilan berakhiran dengan huruf vokal "a". Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. B Daerah; 21.Cakepan tembang Sinom ing dhuwur kapethik saka B. Daerah, 13.03.2021 11:30, wahyudip2449. 21.Cakepan tembang Sinom ing dhuwur kapethik saka serat wulangreh anggitane. a. Sri Susuhunan Hamengkubuwana VI b. Sri Susuhunan Hamengkubuwana IV PenjelasanDinokok = di deleh, di seleh. (ditaruh)Ngayun = ngarep.
Daftar isi1. Maskumambang2. Mijil3. Kinanthi4. Sinom5. Asmaradana6. Gambuh7. Dhandhanggula8. Durma9. Pangkur10. Megatruh11. Pocung/PucungTembang macapat terdiri dari 11 jenis tembang yang masing-masingnya memiliki makna, watak, dan struktur atau aturan yang berbeda satu sama tembang macapat pada dasarnya menggambarkan fase-fase kehidupan manusia sejak ia masih berada di dalam rahim hingga saat ia meninggal dan siap dikuburkan. Untuk lebih jelasnya, mari disimak uraian berikut ini1. MaskumambangTembang macapat maskumambang berasal dari kata mas yang berarti emas dan kata kumambang yang berarti mengambang. Emas dalam hal ini dimaknakan sebagai sesuatu yang sangat berharga, yaitu kumambang menggambarkan kehidupan anak sebagai janin yang masih dalam rahim ibunya. Dengan kata lain, makna tembang maskumambang menggambarkan perjalanan hidup manusia yang masih berupa janin dalam rahim seorang atau sifat dari tembang maskumambang adalahSengsem terpesonaSedhih sedihPrihatin susah hati, masygulNelangsaPaugeran atau struktur tembang maskumambang adalah 12i – 6a – 8i – 8o, yang artinya tembang maskumambang terdiri dari 4 gatra atau baris/larik pada tiap baitnya dengan aturan sebagai berikutGatra/baris ke-1 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “o”Contoh tembang maskumambangWong tan manut pitutur wong tuwa ugiHa nemu durakaIng donya tumekeng akhirTan wurung kasurang-surangArtinyaOrang yang tidak menurut perkataan orang tuaDan senantiasa durhakaDi dunia hingga akhirnyaAkan senantiasa tersia-sia2. MijilTembang mijil menggambarkan benih atau biji yang terlahir ke dunia. Tembang ini bermakna kehadiran seorang bayi ke dunia yang melambangkan awal perjalanan hidup seorang dari tembang mijil adalahGandrung memiliki kecenderunganPrihatinMedharake bukaning crita menjelaskan pembuka ceritaPaugeran atau struktur tembang mijil adalah 10i – 6o – 10e – 10i – 6i – 6a, berarti mijil terdiri dari 6 gatra atau baris/larik untuk setiap baitnya dengan aturan sebagai berikutGatra/baris ke-1 terdiri dari 10 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “o”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 10 wilangan/suku kata dengan rima akhir “e”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 10 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “o/u”Contoh tembang mijilDedalanne guna lawan sektiKudu andhap asorWani ngalah dhuwur wekasaneTumungkula yen dipundukanniRuruh sarwa wasisSamubarangipunArtinyaJalan untuk mendapatkan ilmu dan kekuatanHarus rendah hatiBerani mengalah tinggi akhirnyaMenerimalah jika diberi nasehatSabar serta pandaiDalam hal apa saja3. KinanthiTembang kinanthi memiliki watak sebagai berikutTembang kinanthi merupakan salah satu jenis tembang macapat yang menggambarkan kehidupan seorang anak yang masih membutuhkan tuntunan. Kata kinanthi sendiri berasal dari kata kanthi yang artinya senang/gembiraTresna sayangGrapyak ramahAsih kasihPaugeran atau struktur dari tembang kinanthi terdiri dari 6 gatra atau baris pada tiap baitnya dengan aturan 8u – 8i – 8a – 8i – 8a – 8i, yakniGatra/baris ke-1 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Contoh tembang kinanthiPadha gulangen ing kalbuIng sasmita amrip lantipAja pijer mangan nendraIng kaprawiran den kaesthiPesunen sariniraSudanen dhahar lan gulingArtinyaLatihlah di dalam hatiDalam suara hati agar menjadi cerdasJangan hanya makan dan tidurTurutilah jiwa ksatriaKendalikanlah anggota tubuhKurangilah makan dan minum4. SinomSinom melambangkan tunas atau sesuatu yang mulai tumbuh dan bersemi. Dalam perjalanan hidup manusia, tembang sinom menandakan seseorang memasuki masa remaja dan mulai tumbuh dari tembang sinom adalahGrapyak ramahSumanak bersaudaraRenyahAdapun paugeran atau struktur tembang sinom yaitu 8a – 8i – 8a – 8i – 7i – 8u -7a – 8i – 12a, yang menandakan tembang sinom terdiri dari 9 baris pada tiap baitnya dengan aturan tiap barisnya sebagai berikutGatra/baris ke-1 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-7 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-8 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-9 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Contoh tembang sinomAmenangi jaman edanEwuh aya ing pambudiMelu edan nora tahanYen tan melu anglakoniBoya keduman melikKaliren wekasannipunDilalah kersa AllahBegja-begjane kang laliLuwih begja kang eling lawan waspadaArtinyaBertemu dengan zaman gilaSulit dalam pikiranlkut gila tiada tertahanJika tidak ikut menjalaniTidak akan mendapat bagian apa-apaKelaparan pada akhirnyaUntungnya kehendak AllahSebaik-baiknya orang yang lupaLebih beruntung yang selalu ingat dan waspada5. Asmaradana­­Asmaradana berasal dari kata asmara yang memiliki makna cinta kasih. Tembang ini menggambarkan fase perjalanan hidup manusia yang tengah merasakan gejolak asmara atau cinta kasih itu tidaklah terbatas pada cinta kepada sesama manusia saja, melainkan juga rasa cinta kepada Sang Pencipta maupun alam dari tembang asmaradanaSedhih prihatos Sedih dan prihatinSengsem gandhrung kecenderungan untuk terpesonaCocok untuk cerita sedih dan asmaraPaugeran atau struktur dari tembang asmaradana adalah 8i – 8a – 8e – 7a – 8a – 8u – 8a. Tembang asmaradana terdiri dari 7 gatra/baris untuk tiap baitnya dengan ketentuan sebagai berikutGatra/baris ke-1 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “e”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-7 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Contoh tembang asmaradanaLumrah tumrap wong ngauripDumunung sadhengah papanTan ngrasa cukup butuheNgenteni rejeki tibaLamun tanpa makaryaSengara bisa kepthukKang mangkono bundhelanaArtinyaWajar bagi orang yang menjalani kehidupanDimanapun dia beradaTidak merasa cukup akan kebutuhannyaMenunggu datangnya rezekiTapi tidak berkerjaBagaimana bisa bertemu rezekiYang demikian itu, maka ingatlah6. GambuhGambuh merupakan tembang macapat yang memiliki makna menyambungkan atau menghubungkan. Dalam fase kehidupan manusia, tembang gambuh melambangkan seseorang yang telah menemukan belahan jiwanya dan kemudian bersama-sama membina mahligai rumah tangga melalui dari tembang gambuh adalahWani wanuh berani untuk mengetahui sesuatuRumaket lan kulina lengket dan saling terbiasaTembang gambuh cocok digunakan untuk memberi nasehat atau petuah yang tidak terlalu gambuh memiliki struktur atau paugeran 7u – 10u – 12i – 8u – 8o, yang artinya bahwa tembang gambuh terdiri dari 5 gatra atau baris untuk tiap baitnya dimana masing-masing baris memiliki ketentuan sebagai berikutGatra/baris ke-1 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 10 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “o”Contoh tembang gambuhRasaning tyas kayungyung,Angayomi lukitaning kalbu,Gambir wana kalawan hening ing ati,Kabekta kudu pinutur,Sumingkiringreh tyas dari rasanya hati,Memberi perlindungan rasa nyaman di hati,Melahirkan perasaan yang hening di dalam hati,Karena harus memberikan nasihat,Agar dapat menyingkap hal-hal yang DhandhanggulaDhandhanggula melambangkan manisnya kehidupan manusia. Kata dhandhanggula berasal dari kata “gegadhangan” yang bermakna harapan atau cita-cita dan kata “gula” yang berarti sesuatu yang dhandhanggula merupakan gambaran fase kehidupan sepasang manusia yang telah mendapatkan impian atau meraih harapannya serta merasakan kebahagiaan hidup setelah sebelumnya melewati berbagai suka duka atau sifat dari tembang dhandhanggula adalahKewes sangat luwesLuwesResep/ngresepake bisa dinikmatiEndah indahTembang dhandhanggula cocok dilantunkan pada kondisi atau paugeran dari tembang dhandhanggula adalah 10i – 10a – 8e – 7u – 9i – 7a – 6u – 8a – 12i – 7a, yang artinya tembang ini memiliki 10 baris pada tiap baitnya dengan ketentuanGatra/baris ke-1 terdiri dari 10 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 10 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “e”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 9 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-7 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-8 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-9 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-10 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Contoh tembang dhandhanggulaWus ndilalah kersaning Hyang Widhi,Ratu Peranggi anulya prapta,Wadya tambuh Wilangane,Prawirane kalangkung,Para ratu kalah ngajurit,Tan ana kang nanggulang,Tanah Jawa gempur,Wus Jumeneng tanah Jawa,Ratu Prenggibet budi kras anglangkungi,Tetep neng tanah menjadi kehendak Tuhan,Ratu Parenggi akan segera datang,Bilangan pasukannya bertambah,Kekuatannya berlebih,Para raja kalah berperang,Tidak ada yang menghalangi,Tanah Jawa digempur,Sudah berdiri tanah Jawa,Raja Prenggi menjadi raja sangat keras melebihi,Tetap di Tanah DurmaDurma memiliki makna memberi sebagaimana asal katanya, yakni “derma” yang artinya suka berderma. Tembang durma menggambarkan fase kehidupan seseorang yang telah memperoleh banyak nikmat dan kecukupan harta untuk berbagai kepada orang tembang durma adalahGalak tegasNanthang suka menantangNesu mudah marahMuntab bergejolakPada tembang durma tergambar semangat seperti saat perang maupun atau struktur tembang durma yaitu 12a – 7i – 6a – 7a – 8i – 5a – 7i, artinya memiliki 7 gatra dalam tiap baitnya dengan ketentuanGatra/baris ke-1 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 5 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-7 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Contoh tembang durmaIngkang eling Iku ngelingana marangsanak kadang kang laliDen nedya raharjaMangkono tindak iraYen tan ngugu ya uwisTeka menengaMung aja sok ngrasaniArtinyaYang ingat itu ingatlah padasanak saudara yang lupahanya ingin hidup sejahteraitulah yang harus dilakukanJika tidak percaya ya sudahTinggal diam sajaHanya jangan membicarakannya di belakang9. PangkurTembang macapat pangkur bermakna meninggalkan hawa nafsu dan urusan duniawi. Hal ini sesuai dengan makna kata pangkur yang berasal dari kata “mungkur” yang artinya membelakangi, meninggalkan, atau pangkur menggambarkan fase hidup manusia yang telah memasuki masa senja atau tua, dimana pada usia tersebut manusia cenderung sudah mengurangi aktivitas duniawinya dan lebih banyak melakukan instropeksi pangkur memiliki watak sebagai berikutKuatGagahJejeg atine berhati teguhTulusBesar hatiPaugeran atau struktur tembang pangkur adalah 8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i. Tembang pangkur terdiri dari 7 baris pada tiap baitnya dengan ketentuan tiap barisnya sebagai berikutGatra/baris ke-1 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 11 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-6 terdiri dari 5 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-7 terdiri dari 7 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Contoh tembang pangkurSekar Pangkur kang Winarna,Lelabuhan kang kangge wong aurip,Ala lan becik punika,Prayoga kawruhana,Adat waton punika dipun kadulu,Miwah ingkang tatakrama,Den kaesthi siyang ratriArtinyaTembang Pangkur yang diceritakan,Pengabdian untuk orang hidup,Jelek dan baik itu,Sebaiknya kamu ketahui,Adat istiadat itu hendaknya dilaksanakan,Juga yang berupa tata krama,Dilaksanakan siang dan MegatruhNama tembang megatruh berasal dari dua kata, yaitu “megat” dan “roh”. Megat berarti memutus sehingga megatruh artinya memutus roh/ruh. Tembang ini menggambarkan fase kehidupan manusia ketika tengah menghadapi kematian, saat roh berpisah dari dari tembang megatruh adalahSedhih sedihGetun menyesalPrihatinAdapun paugeran atau struktur tembang megatruh adalah terdiri dari 5 baris dengan kaidah 12u – 8i – 8u – 8i – 8o, yakniGatra/baris ke-1 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-5 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “o”Contoh tembang megatruhUlatna kang nganti bisane kepangguh,Galedhahen kang sayekti,Talitinen awya kleru,Larasen sajroning ati,Tumanggap dimen sampai bisa ketemu,Pandanglah dengan sungguh-sungguh,Telitilah jangan keliru,Endapkan di dalam hati,Agar mudah menanggapi segala Pocung/PucungPocung atau Pucung berasal dari kata “pocong”, merupakan tembang macapat yang menggambarkan akhir kehidupan manusia di dunia, yakni setelah ia meninggal dan dikafani sebelum kemudian akan bermakna kematian, tembang pocung memiliki watak jenaka dan atau struktur tembang pocung disusun menurut kaidah 12u – 6a – 8i – 12a, dimana ia memiliki 4 baris pada tiap baitnya dengan ketentuanGatra/baris ke-1 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “u”Gatra/baris ke-2 terdiri dari 6 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Gatra/baris ke-3 terdiri dari 8 wilangan/suku kata dengan rima akhir “i”Gatra/baris ke-4 terdiri dari 12 wilangan/suku kata dengan rima akhir “a”Contoh tembang pocungBapak pocung, dudu watu dudu gunungSangkane ing sabrangNgon angone sang bupatiYen lumampah si pocung lambeyan genaArtinyaBapak pocung bukan batu bukan gunungAsalnya dari seberangPeliharaan sang BupatiKalau berjalan si pocung tidak memakai pakaian
.
  • ekonjzb4q7.pages.dev/359
  • ekonjzb4q7.pages.dev/118
  • ekonjzb4q7.pages.dev/111
  • ekonjzb4q7.pages.dev/18
  • ekonjzb4q7.pages.dev/120
  • ekonjzb4q7.pages.dev/205
  • ekonjzb4q7.pages.dev/413
  • ekonjzb4q7.pages.dev/44
  • tembang sinom berasal dari daerah